PETERONGAN, (kabarjombang.com) – Selama seminggu, 125 hektar sawah terendam banjir di desa Ngrandu, Kecamata Peterongan, Kabupaten Jombang, dan mengakibatkan petani mengalami kerugian cukup besar. Hingga Minggu (24/1/2016), sawah tersebut masih terendam akibat air Sungai Apung Kedung Bajul yang meluap.
Salah satu petani setempat, Sandi (40) mengeluhkan kerugian yang dialaminya cukup besar akibat bencana alam ini. Sebab, dia harus kembali menyiapkan dana untuk menyulami (menanam ulang,red) padi yang terendam banjir. “Dengan 1400 meter luas sawah, saya harus menyiapkan bibit ulang sebanyak 22 bibit. Satu bibitnya seharga Rp 3 ribu. Saya harus mengeluarkan biaya seperti awal musim tanam lagi. Hal ini sangat berat bagi kami para petani,” keluhnya.
Namun, dia mengaku terpaksa melakukan hal itu, sebab bertani adalah penghasilan utama dari keluarganya. ”Bagaimanapun, kita akan menanam bibit padi ulang. Namun, kita menunggu sampai banjir benar-benar surut. Kalau tidak begitu, takutnya saat kita tanam banjir kembali datang,” ujarnya.
Kepala Desa Ngrandu Lor, Muhammad Rofiudin mengatakan, para petani di desanya harus menanggung kerugian hingga Rp 1,9 miliar. Sebab dari jumlah total sawah yang terendam mencapai 125 hektar sawah milik warga yang ada di delapan dusun, yakni Dusun Balongganggang, Macekan, Kepuhsari, Ngumpak, Sucen, Gempoldampet, Ngrandon, serta Ngrandu lor.
Menurutnya, tanaman padi yang rusak akibat terendam air tersebut masih berumur 3 minggu dan rata-rata setinggi 20 centimeter. “Kerugian para petani rata-rata Rp 15 juta per hektar. Karena biaya tanam 2 kali, sebagian sudah ada yang pemupukan,” ujarnya.
Baca juga : Air Sungai Meluap, 125 Hektar Tanaman Padi Terendam