JOMBANG, FaktualNews.co – Menjadi pasien positif Covid-19 merupakan pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Ini seperti dialami Suyadi (45) warga Gondangmanis, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Pria yang kesehariannya bekerja sebagai sekuriti di Surabaya ini menjadi pasien positif ke-5 di Kabupaten Jombang. Sebelum dinyatakan positif Covid-19, ia menjalani perawatan di rumah sakit dengan kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dalam rekam jejak medisnya, Suyadi ditetapkan berstatus sebagai PDP sejak tanggal 3 April 2020. Penetapan ini disebabkan ia mengalami sesak nafas dan hasil rapid testnya positif.
Selanjutnya, Suyadi menjalani isolasi di RSUD Jombang. Kemudian, pada tanggal 8-9 April 2020 diambil sampel Swab. Dan pada tanggal 13 April 2020 hasil swab terkonfirmasi positif Covid-19.
“Pada tanggal 26 Mei 2020 kemarin, surat keterangan sembuh dikeluarkan tim dokter,” kata Suyadi, saat ditemui di kediamannya, Rabu (3/6/2020).
Suyadi menceritakan, awal setelah ia dinyatakan terkonfirmasi Covid-19, banyak tetangga yang takut dan menjauh dari kediamannya. Tidak hanya dirinya, keluarganya juga ikut mengalami dampak.
Selama itu, resep utama yang selalu dipegangnya bersama keluarga yaitu memperbanyak stok sabar, konsumsi vitamin dan susu. Sabar untuk memperkuat diri dari segala kemungkinan di luar dan dalam. Sedangkan vitaman dan susu untuk memperkuat diri dari dalam.
“Dampak sosial banyak sekali. Tidak boleh keluar rumah saat itu. Awalnya banyak yang takut. Setelah pulang dari rumah sakit, Alhamdulilah, tetangga welcome lagi,” tambahnya.
Sebenarnya pada tanggal 26 April 2020 hasil tes swab Suyadi sudah negatif satu. Saat itu, dirinya sudah diperbolehkan pulang dan menjalani isolasi mandiri. Namun, dengan berbagai pertimbangan, Suyadi memilih untuk menuntaskan hingga sembuh total.
Hal lain yang ia syukuri adalah pekerjaan sebagai Satpam di Surabaya tetap bisa berlanjut. Karena memang saat sakit perusahaan sedang libur, dan hingga kini masih libur. “Tidak ada istilah pemecatan, karena masih libur,” cerita Suyadi.
Kepada masyarakat luas, Suyadi berpesan untuk tetap menjaga kesehatan dan mengikuti arahan pemerintah terkait protokol kesehatan. Sebab, jika sudah terjangkit Covid-19, maka dipastikan akan menjalani hari-hari yang kadang sulit dibayangkan. “Jaga kesehatan, jaga jarak, dan cuci tangan,” pesannya.
Sementara itu, sang istri bernama Rini menjelaskan, sejak dinyatakan sembuh total, suaminya masih harus menjalani isolasi mandiri di kediaman pribadi. Selama itu pula, Suyadi tidak diperkenankan keluar rumah dan menjalani aktivitas sosial lainnya.
“Masih jalani isolasi mandiri. Kamar tidur sendiri, kamar mandi sendiri, alat-alat keseharian juga sendiri-sendiri. Semua saya pisahkan,” bebernya.
Rini mengaku tak pernah memikirkan sebelumnya, bila Ramadan dan Idul Fitri kemarin atau tahun ini, harus berpisah dari sang suami. Diungkapkannya, banyak kisah haru dan kadang menyedihkan harus dirasakan selama bulan suci kemarin.
Sebagai pendamping suami, ia menerima banyak support dari teman dan keluarga. Layaknya, hujan di musim kemarau panjang. “Sebulan full menjalani Ramadan 1441 H di rumah sakit. Pokoknya sabarnya saja yang ditambah, hingga sembuh. Itu saja,” paparnya.
Sang suami, dikatakan Rini, selama ini punya riwayat sakit selain Covid-19. Namun, saat itu dinyatakan sembuh. “Riwayat sakit TBC, ikut program dan sudah dinyatakan sembuh,” tandasnya.
Reporter: Syarif/Solid, Beny Hendro dan Slamet Wiyoto