JOMBANG, KabarJombang.com – Meski mengaku berbahaya dan pernah ditertibkan Satpol PP, pedagang buah tetap membuka lapaknya di depan PG Jombang Baru, Jalan Raya Jombang-Nganjuk. Alasannya, mereka tidak pilihan tempat yang nyaman dan strategis.
Feby, salah satu pedagang buah di areal yang memang rindang itu, menyebut dirinya tidak punya pilihan tempat berjualan selain di pinggir jalan itu.
“Ndak ada tempat lagi. Lagi pula di sini saya juga sudah lama, jadi sudah terlanjur enak,” katanya kepada KabarJombang.com, Kamis (6/2/2020).
Dia mengaku sudah setahun lebih berjualan di lokasi tersebut. “Kalau saya kira-kira sudah satu tahun. Pedagang yang lain ada yang masih baru ada yang sudah lama,” katanya.
Feby mengakui tempat tersebut membahayakan bagi dirinya dan pengguna jalan. Namun lagi-lagi dia beralasan tidak punya pilihan. Dia tidak kapok meskipun pernah ditertibkan oleh Satpol PP.
“Saya lupa waktunya, tapi pernah diingatkan untuk pindah oleh Satpol PP. Tapi ya begitu, belum ada tempat pengganti yang disediakan,” katanya enteng.
Namun demikian, Feby mengatakan, andai pun disediakan tempat pengganti, dia belum yakin untuk mau pindah. Alasannya, pelanggan dan keuntungan yang dia kantongi dari lapak buah di lokasi tersebut lebih jelas ketimbang tempat baru.
“Ya tidak tahu juga, liat nanti aja. Karena rezekinya belum tentu banyak kalau pindah. Kalau di sini khan jelas, sehari bisa dapat kurang lebih Rp 300 ribu,” pungkasnya.
Pantauan di lokasi, pinggir jalan raya di sepanjang tembok utara PG Jombang Baru berjejer sedikitnya 15 lapak pedagang buah. Sepuluh pedagang memakai mobil pikap sebagai lapaknya, sementara lima lainnya menggunakan sepeda motor niaga roda tiga.
Bereagam buah dijajakan di lokasi tersebut, mulai dari alpukat, apel, jeruk, kelengkeng, rambutan, anggur, durian, semangkan dan lainnya.