JOMBANG, KabarJombang.com – Kasus kematian RSS (16) seorang murid perguruan beladiri PSHT di Desa Kedungjati, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, hingga saat ini masih terus didalami polisi.
Berdasarkan hasil autopsi, korban meninggal dunia karena ada pembuluh darah yang pecah usai mendapat tendangan dari pelatihnya berinisial MA, saat sedang mengikuti latihan.
“Tetutupnya saluran nafas karena ada pembuluh darah yang pecah,” ungkap AKP Ambuka Yudha, Kasat Reskrim Polres Jombang, Sabtu (28/12/2019).
Kasus ini sendiri terus didalami polisi dengan memintai keterangan sejumlah saksi yang diduga mengetahui kejadian itu.
“Sementara masih enam saksi dan dua terduga pelaku kami mintai keterangan,” imbuhnya.
Insiden maut ini terjadi di Dusun Jatidrenges Desa Kedungjati Kecamatan Kabuh, pada Kamis (26/12/2019) malam.
Saat itu, RSS bersama dengan 6 orang temanya sedang mengikuti latihan beladiri perguruan beladiri PSHT di pekarangan rumah milik Hentri, warga setempat.
Saat itu, korban dan teman-temanya dilatih oleh MA (16) salah satu siswa SMK yang juga warga setempat.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, saat itu pelatih (MA) tengah memberikan latihan dengan cara menendang semua juniornya termasuk RSS. Tendangan tersebut mengarah ke ulu hati.
Setelah memberikan tendangan kepada semuanya, kemudian dilanjutkan ke latihan otot perut.
Usia mendapat tendangan tersebut, korban merasa pusing dan sesak nafas. Melihat kondisi korban yg sakit kemudian semua temannya berusaha membawa ke Puskesmas. Namun, sesampainya di Pukesmas kabuh korban sudah dinyatakan meninggal dunia.