PERAK, (kabarjombang.com) – Penyelidikan terhadap tiga guru pendamping, yakni Rohmanu Rohim, Suad Budi Santoso, dan Wiwik Kamaindrawati, terus dilakukan aparat Polsek Perak, Kabupaten Jombang, terkait kasus tenggelamnya 4 siswi SDN Sukorejo 1, Kecamatan Perak, yang terjadi Sabtu (12/12/2015) lalu.
Pemeriksaan dilakukan guna mengungkap ada tidaknya kelalaian ketiga guru pendamping ketika berada di lokasi, sehingga menyebabkan insiden empat siswi tenggelam di lokasi bekas galian tanah Dusun Ploso, Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak.
Kapolsek Perak, AKP Mudjiono mengatakan, insiden maut yang terjadi saat kegiatan sekolah ini terus diselidiki. Anggotanya telah memeriksa tiga guru pendamping kegiatan. “Selanjutnya, kami akan melakukan gelar perkara dengan Satreskrim Polres Jombang, untuk mengetahui ada tidaknya unsur kelalaian,” jelas Mudjiono, Selasa (15/12) ditemui di dekat TKP bekas galian tanah.
Pernyataan soal pemeriksan oleh Polsek Perak, tidak ditampik oleh Suad Budi Santoso, salah satu guru pendamping. Guru kelas VI tersebut mengaku pasrah dengan situasi yang ada. “Sebetulnya tidak ada niatan untuk mencelakai para murid. Apalagi lokasi bekas galian tanah tersebut sering didatangi beberapa murid kami. Saat kejadian, saya sedang berada di sisi timur gundukan tanah yang berjarak antara 50-100 meter,” kata Suad, ditemui di ruang guru SDN Sukorejo I.
Ditanya apakah ada hubungannya menggelar kegiatan di lokasi bekas pertambangan dengan mata pelajaran sehari-hari yang diterima para murid. Suad menyatakan, jika maksud mengajak ke lokasi bekas tambang tersebut agar para murid belajar bersama tentang dampak buruk pertambangan yang tidak direklamasi.
“Ada hubungannya dengan beberapa mata pelajaran seperti IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Maunya para murid kami beri tugas menceritakan apa yang dijumpai saat berangkat sampai pulang kembali. Tapi ternyata malah terjadi malapetaka,” jelas Suad.
Suad menambahan, pihak sekolah juga telah mendatangi masih-masing keluarga korban untuk menyampaikan belasungkawa serta memberikan santunan. “Pasca kejadian, kami langsung takziah ke rumah masing-masing korban. Selain itu kami juga memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan. Kami berharap perkara ini diselesaikan secara kekeluargaan,” pungkas Suad.
Terpisah, pihak keluarga korban menuduh para guru pendamping kegiatan, telah lalai memberikan pengawasan kepada murid. Keluarga bakal membawa kasus ini ke jalur hukum. “Saya menganggap ada kelalaian. Soal kematan memang takdir. Tapi dari keterangan teman-teman korban, pihak guru telah diberi tahu jika ada empat anak menghilang, namun lambat merespon. Untuk itu, keluarga menginginkan para guru yang lalai diproses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” harap Sujiono (50), paman salah satu korban.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 60 anak rombongan murid SDN Sukorejo 1, melakukan kegiatan akhir semester di area bekas galian di Dusun Ploso, Desa Plosogenuk Kecamatan Perak, Sabtu (12/12) pagi. Area bekas Tambang itu berjarak sekitar 2 kilometer dari sekolahan.
Celakanya, empat siswi yang luput dari pengamatan guru pendamping, terperosok dan tenggelam di salah satu kubangan. Praktis 4 korban yang terdiri dari Eva Trianggraini (10), Fatikhatul Khusna Aprilia (10), Anggik Arianti (10), dan Devi Anugrah Cahyani (11) tidak bisa diselamatkan dan akhirnya meninggal dunia. (ari)