KABARJOMBANG.COM – Masih tingginya peredaran narkoba serta obat-obatan keras dan berbahaya (Okerbaya) sepanjang tahun 2018 di Kabupaten Jombang, serta belum terbentuknya BNNK Jombang, membuat puluhan elemen masyarakat di Kota Santri, tergerak membentuk Garda Mencegah dan Mengobati (GMDM) tingkat Kabupaten Jombang.
Pembentukan organisasi massa (Ormas) yang concern pada pencegahan dan mengobati bagi para pengguna narkoba ini, digelar di ruang Surodiningrat, Pemkab Jombang, Senin (4/2/2019) malam. Dalam rapat ini, juga dihadiri Ketua dan Sekretaris DPD GMDM Jawa Timur, Agus Triwijono dan Prof Siswanto.
Selain itu, juga dibahas persiapan pengukuhan dan pelantikan Dewan Pengurus Kabupaten GMDM Jombang, yang bakal dihelat pada Jumat (8/2/2018) nanti. Rencananya, pelantikan tersebut juga akan dilakukan kepada 6 DPK GMDM lain yang ada di Jawa Timur. Selain itu, pelantikan ini, bakal dihadiri DPP GMDM, DPD GMDM Jawa Timur, serta Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat.
Ketua DPK GMDM Jombang, Ali Arifin mengatakan, pertemuan sejumlah elemen masyarakat di Kota Santri kali ini, menjadi penyatuan visi dan misi, serta rasa keprihatinannya terkait masih tingginya peredaran narkoba di Jombang.
Alhasil, dari beberapa pemaparannya, peserta rapat berharap organisasi ini menjadi wadah yang mampu berperan aktif dalam menyelamatkan generasi bangsa, khususnya di Jombang, dari ancaman bahaya narkoba.
“Berdasarkan data kepolisian, sebanyak 298 kasus narkoba berhasil diungkap Polres Jombang sepanjang 2018. Dengan barang bukti seribu gram lebih Sabu-sabu, 62 ribu butir pil koplo, 62 butir pil extacy, 700 lebih butir pil Y, dan 95 gram ganja. Dari situ, peredaran narkoba di Jombang masih terbilang tinggi. Karenanya, berangkat untuk ibadah, serta menyelamatkan generasi bangsa, minimal di sekeliling kita, kita semua bersepakat berperan aktif untuk perang terhadap narkoba,” tandas Ali Arifin.
Dukungan dibentuknya GMDM di Jombang ini, juga diungkapkan mantan Sekdakab Jombang, Soeharto. Menurutnya, upaya meminimalisir bahkan menanggulangi peredaran narkoba di Kota Santri, sangat mendesak dilakukan. Sejalan dengan itu, lanjutnya, diharapkan ormas GMDM senantiasa mengedepankan program oriented ketimbang proyek oriented.
“Dengan berorientasi pada program, kami sangat yakin, GMDM bakal memberi manfaat yang lebih bagi generasi bangsa. Dan dengan hal itu, GMDM bakal langgeng dalam menjalankan eksistensinya,” ungkap Soeharto, yang kemudian ditunjuk sebagai Ketua Dewan Penasehat GMDM Jombang.
Sementara itu, Sekretaris DPD GMDM Jawa Timur, Prof Siswanto dalam paparannya mengatakan, penyebaran narkoba sudah seperti perang yang dilancarkan negara lain untuk merusak mental bangsa, terutama generasi muda.
Karenanya, dirinya mengaku sangat terkesan dengan dukungan penuh dari sejumlah tokoh serta elemen masyarakat pegiat anti narkoba, dalam pembentukan GMDM di Kabupaten Jombang.
“Betapa tidak, masuk menjadi anggota GMDM, artinya siap mati. Karena lawan kita tidak main-main. Lawan kita adalah bandar narkoba. Nah, di GMDM ini, kita bisa melakukan penyuluhan dan sosialisasi pemberantasan, pencegahan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN), bahkan bisa melakukan rehabilitasi kepada korban atau pengguna narkoba melaluii IPWL-GMDM,” paparnya. (nas/kj)