KABARJOMBANG.COM – Suparman alias Subur (36) warga Dusun Cangkring, Desa Cangkringrandu, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, nekad mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, di rumahnya saat kondisi rumahnya sedang kosong, Senin (28/1/2019) sore.
Kapolsek Perak, AKP Untung Sugiarto mengatakan, korban ditemukan meninggal gantung diri oleh Dari (80) orang tua korban sekitar pukul 16.10 WIB. Korban nekad mengakhiri hidupnya, di saat semua penghuni rumah sedang tidak ada.
Istri korban saat itu, sedang berada di rumah tetangga. Sedangkan dua anak korban yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), sedang bermain di luar rumah.
Tiba-tiba, sore itu, orang tua korban berteriak kencang, saat dirinya melihat anaknya dalam posisi tergantung, dengan tali tambang plastik yang diikat ke bambu tepat di tengah rumahnya. Tetangga yang mendengar teriakan Dari, langsung berhamburan ke sumber suara.
Istri korban Siti Rokanah (34) yang datang lebih cepat, buru-buru berusaha menolong suaminya dari jeratan tali plastik yang menjerat lehernya. Sejurus kemudian, upaya Siti Rokanah menurukan suaminya dibantu oleh tetangga yang datang. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil.
“Saat berhasil diturunkan, korban diketahui sudah tidak bernyawa,” kata Kapolsek.
Tangis haru istri dan keluarga korban pun pecah, saat korban berhasil diturunkan dipindah ke ruang tamu. Selang beberapa saat, Sukiono (39) kakak korban, menghubungi petugas kepolisian sektor (Polsek) Perak.
Polisi bersama petugas medis yang datang, langsung melakukan olah TKP dan memeriksa jasad korban. Hasilnya, tidak ditemukan bekas penganiayaan pada tubuh korban.
“Korban meninggal dunia murni akibat gantung diri. Dari pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan bekas jeratan tali yang melingkar pada leher korban,” terang AKP Untung.
Dari keterangan yang didapat, lanjut Kapolsek, korban memilih mengakhiri hidupnya lantaran kesal dengan istrinya, karena keduanya kerapkali terlibat cekcok. Pertengkaran itu terjadi, karena istrinya sering cemburu dengan korban. Sebab, istrinya mencurigai jika korban memiliki wanita idaman lain (WIL).
Selanjutnya, keluarga korban menerima petaka ini merupakan musibah, dan tidak menghendaki adanya autopsi. Jenazah korban kemudian diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan. (nas/kj)