KABARJOMBANG.COM – Warga Dusun Ngeseng, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mendadak dihebohkan dengan ditemukannya seorang pemuda yang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di atas pohon kopi yang berada di area kebuk milik Janun, warga setempat, Selasa (8/1/2019).
Pemuda tersebut, diketahui bernama Pariono (23), warga asal Dusun Kolondono, Desa Grobogan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.
Kapolsek Wonosalam, AKP Luwi Nurwibowo mengatakan, korban nekad mengakhiri hidupnya dengan cara mengenaskan, diduga lantaran persoalan keluarga. Sebelumnya, pekerja serabutan ini, sekitar tiga hari menginap di rumah Suprat (45), paman korban.
Hingga sore sekitar pukul 16.00 WIB, korban berpamitan kepada Suprat untuk pergi ke kebun dengan alasan mencari bahan makanan hewan peliharaan pamannya. Namun, korban tak kunjung pulang.
Khawatir dengan kondisi keponakannya itu, Suprat pun kemudian mencari korban ke kebun. Namun, betapa terkejutnya Suprat saat melihat tubuh korban sudah dalam kondisi tergantung dengan seutas tali warna biru di atas pohon kopi setinggi 3 meter.
“Saat ditemukan, korban sudah dalam posisi tergantung, dan sudah tidak bernyawa. Korban mengenakan kaos dalam berwarna putih dan celana berwarna hitam,” kata Kapolsek, Rabu (9/1/2018).
Petugas yang mendapatkan laporan, langsung menuju lokasi kejadian. Sesaat kemudian, polisi melakukan olah TKP dan mengevakuasi korban. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban.
“Korban murni bunuh diri. Setelah kita periksa, tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan pada tubuh korban. Selanjutnya, karena pihak keluarga ikhlas dengan kejadian ini, jenazah korban lalu diserahkan ke pihak keluarga untuk segera dimakamkan,” ungkap AKP Luwi Nurwibowo.
Ditambahkan Kapolsek, korban nekad mengakhiri hidupnya diduga dilatarbelakangi persoalan keluarga. Dari keterangan pihak keluarga, sudah 10 tahun terakhir, korban hidup serba keterbatasan bersama empat saudaranya yang menjadi tanggungannya. Kondisi ini, setelah orang tua mereka bercerai. (nas/kj)