KABARJOMBANG.COM – Asyik berenang bersama dua temannya di tempat wisata Kedung Cinet, Ulil Firdaus (14) warga Desa Pandanblole, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, malah berujung petaka. Bocah yang juga pelajar SMPN Tembelang, Jombang ini, meninggal akibat tenggelam di tempat kejadian perkara (TKP), Rabu (30/5/2018) siang.
Dua teman sekolah yang saat itu bersama korban, yakni Fikri M Alfart (15) bocah asal Desa Pulogedang, Kecamatan Tembelang, Jombang, serta Bharada Dimas (14) asal Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, Iptu Sarwiaji mengatakan, kejadian mengenaskan itu terjadi, saat itu, sekitar pukul 11.00 WIB, korban bersama satu temannya, berangkat ke rumah ke teman lainnya. Begitu tiba, korban mengajak Fikri dan Bharada, bermain ke lokasi wisata Kedung Cinet, yang berada di Dusun Waturupit, Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Jombang.
Sekitar pukul 13.00 WIB, ketiga bocah ini tiba di tempat wisata alam yang menjadi primadona ini. Pemandangan yang alami, serta air sungai yang jernih, membuat korban ingin mandi di sungai tersebut. “Korban kemudian mengajak kedua temannya, mandi. Nah, ketiganya pun menceburkan diri di sungai tersebut,” cerita Iptu Sarwiaji, Rabu (30/5/2018).
Awalnya, mereka berenang di pinggir sungai. Saking asyiknya, korban tiba-tiba berada di tengah. Selang beberapa menit, tubuh korban ditelan arus sungai. Mengetahui temannya tenggelam, Fikri dan Bharada berusaha menolong. “Tapi, keduanya takut dengan arus sungai, hingga memutuskan meminta bantuan warga,” katanya.
Warga yang datang, langsung melakukan pencarian tubuh korban yang tenggelam. Beberapa saat kemudian, sekitar pukul 13.30 WIB, tubuh korban ditemukan. Namun, nasib berkata lain, korban ditemukan sudah tak bernyawa. Alhasil, oleh warga, jasad korban pun kemudian diangkat ke darat.
“Selanjutnya, korban dievakuasi menuju rumah warga di Dusun Waturupit. Selang beberapa waktu, petugas pun datang, dan jasad korban kemudian dibawa mobil patroli polisi ke RS Ploso untuk diotopsi,” ungkap Sarwiaji.
Dari hasil otopsi, kata Sarwiaji, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. “Korban meninggal murni kecelakaan. Selanjutnya, korban kemudian dibawa ke rumah duka di Desa Pandanblole untuk dimakamkan,” pungkas Iptu Sarwiaji. (rief/kj)