KABARJOMBANG.COM – Tewasnya Slamet Santoso (37) warga asal Dusun Nurhaman, Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, banyak menimbulkan pertanyaan, kenapa sang kakak ipar Erwin Yulianto (33) warga Kelurahan Perwotengah, Kecamatan Kranggen, Kota Mojokerto, tega menghabisi nyawa korban dengan sadis.
Diungkapkan istri korban, Herlina Trianti (26) warga Perum Tunggorono, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jumat (20/4/2018). Menurutnya, dalam perjalanan rumah tangga antara Slamet (korban,red) sering terjadi perselisihan. Baik soal cemburu maupun soal ekonomi.
Slamet, menurut keterangan Herlina, sering berperilaku kasar kepada dirinya. Bahkan, saat dirinya hamil dan keguguran sebanyak 5 kali.
“Kita memang sering berselisih paham, dan selalu berakhir dengan kekerasan. Suami saya sering kasar saat bertengkar. Terakhir, saya hamil dan keguguran itu karena tindakan kasar korban kepada saya,” ujar Herlina yang terbaring sakit, akibat pendaharan usai keguguran beberapa waktu lalu.
Sebelum kejadian, sang suami meninggalkan dirinya saat sedang dalam keadaan sakit di rumah kontrakannya. Bahkan, akibat perselisihan terakhir, korban meninggalkan rumah dan jarang pulang. “Karena keadaaan saya yang sakit-sakitan, ayah saya menemani saya untuk tinggal disini. Sebab suami juga jarang pulang,” tambahnya.
Kondisi istri korban yang terlihat memprihatinkan, kemudian diceritakan kepada pelaku yang tidak lain kakak kandung istri korban. Mendengar kondisi dan cerita sang adik, sontak sang kakak memendam amarah dan dendam begitu mendalam.
Kemarahan memuncak, ketika pelaku mengajak korban untuk menyelesaikan konflik rumah tangganya dengan istri korban, agar bisa segera diselesaikan. Entah apa yang terjadi, saat pelaku menemui korban di tempat kerjanya dan diajak ke rumah korban, di tengah perjalanan yang berada di Jalan Raya Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, tepatnya di lampu merah, korban yang membonceng pelaku, tiba-tiba berbalik arah.
Kondisi itu yang memicu pelaku semakin emosi hingga melayangkan parang ke leher korban dengan 17 luka tusukan dan satu luka sayatan.
“Memang dari keterangan pelaku, semasa korban sering menyakiti adiknya saat dalam hubungan rumah tangga. Nah perselisihan ini yang selalu diceritakan kepada pelaku, hingga pelaku memendam amarah dan tega menghabisi korban dengan sadis,” terang AKBP Fadli Widianto, Kapolres Jombang. (aan/kj)