Foto : Rohmadi salah satu pelanggan warung sambelan Cak Mail, Pulogedang, Tembelang, Jombang. (Kevin Nizar)
TEMBELANG, KabarJombang.com – Di sebuah sudut tersembunyi Dusun Ponen, Desa Pulogedang, Kecamatan Tembelang, berdiri sebuah warung makan sederhana yang belakangan jadi buah bibir para pecinta kuliner sambelan. Warung Sambel Wader milik Cak Mail, meski lokasinya jauh dari pusat kota dan harus ditempuh lewat gang-gang kecil, warung ini tak pernah sepi pengunjung.
Ismail atau yang akrab disapa Cak Mail (46), pemilik warung, mengawali usahanya dengan cara yang tak biasa. Sebelum membuka warung, ia adalah seorang pencari ikan di sungai. Berbekal hasil tangkapan dan tekad kuat, ia mulai merintis warung kecil sejak tahun 2017. Kini, warung yang dulunya hanya angan-angan itu telah menjelma menjadi destinasi kuliner favorit, bahkan kerap disambangi oleh tokoh penting seperti mantan Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab, Mantan PJ Bupati Jombang Sugiat, dan beberapa pejabat lainya.
Keunikan utama dari Warung Sambel Wader ini terletak pada sambelnya yang diulek langsung begitu ada pesanan. Pengunjung bisa meminta tingkat kepedasan sesuai selera, dan kalau kurang bisa nambah lagi secara gratis. Menu lauknya pun beragam, dari wader, belut, lele, ayam, udang, mujair, gurami, hingga iwak kutuk dan aneka iwak kali lainya.
“Yang membuat orang balik lagi ke sini ya sambelnya itu. Kita ulek langsung biar fresh, selain itu pelanggan juga bisa nambah sambel kalau misal kurang secara gratis dan itu jadi ciri khas di warung kami,” ujar Cak Mail saat diwawancarai pada Sabtu (19/4/2025).
Warung ini menyajikan sensasi makan ala pedesaan yang autentik dengan konsep lesehan dan suasana asri di pinggir sungai. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk bisa menikmati sepiring sambel wader, cukup dengan Rp 16.000. Sementara menu belut dibanderol Rp 20.000. Harga lainnya menyesuaikan ukuran lauk, terutama untuk jenis ikan seperti gabus atau kutuk, mujair, dan gurami.
Buka dari pukul 08.00 hingga 22.00 WIB, warung ini tak pernah sepi. Meski tanpa dekorasi mewah, kesederhanaan tempat dan cita rasa masakan justru menjadi daya tarik tersendiri. Cak Mail pun bersyukur, usahanya kini bisa mencukupi kebutuhan keluarga sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. “Rezeki ini semua dari Allah, dan saya hanya berusaha sebaik mungkin melayani pembeli,” tutupnya.
Tak heran jika banyak pelanggan ketagihan, seperti Rohmadi, salah satu pengunjung yang mengaku sangat puas dengan masakan khas pedesaan tersebut. “Saya sudah beberapa kali makan di sini, dan selalu ketagihan. Sambelnya itu lho, beda banget rasanya fresh, pedasnya nampol, dan lauknya juga gurih. Pokoknya nagih,” ujar Rohmadi saat ditemui usai makan siang.
Selain makanannya yang menggugah selera, suasana warung juga jadi nilai tambah. Terletak di pinggir aliran sungai anak Brantas, tempat ini menyuguhkan suasana sejuk dan alami yang sulit ditemukan di pusat kota.
“Tempatnya juga nyaman, adem banget karena deket sungai. Makan sambil denger suara gemericik air, rasanya tenang banget,” tutup Rohmadi.
Leave a Comment