Terkait Limbah Pabrik Tahu di Sumbermulyo, DLH Jombang Angkat Bicara

Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang.  (Foto: DianaKN).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com- Terkait limbah pabrik tahu di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, yang diduga IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah) senilai Rp 800 juta tidak berfungsi, DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kabupaten Jombang angkat bicara.

Kabid Pengendalian Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan DLH Kabupaten Jombang, Yuli Inayati,  mengatakan, pihaknya sedang melakukan langkah pengendalian, pengawasan dan pembinaan belum pada tahap penegakan hukum.

Baca Juga

Dikatakan, selama ini pihaknya masih melakukan pada tahap pengendalian, pengawasan, pembinaan belum pada penegakan hukum.

“Kami masih mempertimbangkan aspek ekonomi dan sosial. Makanya kami belum pada tahap penegakan karena kita masih mempertimbangkan aspek tersebut.”tuturnya pada KabarJombang.com Rabu (4/11/2020).

Menurutnya, dibutuhkan kerjasama yang baik diantara DLH dan pihak-pihak terkait mengenai industri tahu di Desa Sumbermulyo.

Dijelaskan, ini tidak untuk Desa Sumbermulyo saja. Sebenarnya banyak industri tahu di Jombang. Namun, untuk di Desa Sumbermulyo, diperlukan komunikasi dan kerjasama yang lebih baik lagi agar tercapai apa yang menjadi tujuan bersama.

“Selama ini ya jujur saja setiap kali diajak komunikasi dengan dinas terkait diundang 50 peserta yang datang tak sampai 10 peserta. Seperti itu kan juga repot kita mau koordinasi dan diskusi bagaimana. Bahkan sampai ngalahi ambil waktu malam hari.”ungkapnya.

Mengenai IPAL, telah dilakukan tiga tahapan pembuatannya pada tahun 2006,2014, dan 2018 yang menurut Yuli tidak dijalankan dengan baik oleh masyarakat industri tahu.

Dijelaskan, pihaknya sudah lama juga sebenarnya menangani masalah limbah.  Sudah ada tiga kali tahapan, pertama membuatnya di tahun 2006 IPAL Komunal, 2014 dengan teknologi biogas, dan di tahun 2018 itu yang ada dua item.

“Namun kecewanya kami tidak di operasionalkan dengan baik, padahal kami menunjuk seseorang yang kami anggap mampu menjalankannya. Setelah itu juga kami lakukan evaluasi dengan berbagai alasannya.”jelasnya.

Pada tahun 2020 ini, disampaikan Yuli sudah dilakukan perencanaan dengan bekerjasama dengan dinas terkait lainnya dalam permasalahan tersebut.

Setelah dievaluasi dengan mendalam, ternyata masalah yang ada semakin komplek dan tidak menyangkut pada satu dinas saja.

“Sudah kami rencanakan untuk membahas hal tersebut. Namun karena berbenturan dengan adanya covid-19 akhirnya kami  undur. Ibaratnya sampai sekarang pun kami masih berproses untuk mencari jalan keluarnya dengan berbagai pertimbangan dan ini tidak hanya di Desa Sumbermulyo, maupun di daerah lain di Jombang.”tutupnya.

 

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait