Petani Ngoro Jombang Juga Sebut Pisang Cavendish Lebih Unggul Ketimbang Mas Kirana

Bibit pisang yang ada di tempat usaha warga Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
  • Whatsapp

NGORO, KabarJombang.com – Bagi Wasis Purnomo, warga Dusun Wedani, Desa Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, usaha pembibitan tanaman pisang jenis mas kirana dan cavendish sudah menjadi pekerjaan sehari-hari cukup lama.

Tak hanya pembibitan, Wasis juga mengaku sudah bergelut di dunia perpisangan dari tanam hingga panen. Menurutnya, masing-masing jenis pisang memiliki keunggulan dan kelemahan.

Baca Juga

“Setiap jenis pisang satu sama lain tidak sama, baik keunggulan dan kelebihan. Mulai dari hasil produksi, harga, hingga perawatannya,” tuturnya pada KabarJombang.com, Senin (9/11/2020).

Menurut Wasis, keunggulan pisang jenis cavendish cukup banyak bila dibanding dengan jenis mas kirana. Di antaranya hasil produksi pisang jenis cavendish lebih berbobot. Pangsa pasar pisang cavendish juga lebih unggul, serta cavendish lebih banyak peminat dan pangsa pasar luas.

“Dari pengalaman saya, untuk menjual hasil panen pisang cavendish banyak peminatnya. Pangsa pasar juga luas, mulai dari Jombang hingga luar Jombang. Jadi bisa dijual bebas, ada tengkulaknya, dan tengkulak yang mengirim ke perusahaan,” ulasnya.

Sedangkan pangsa pasar untuk pisang mas kirana, kata Wasis, pangsa pasarnya lebih susah. Disinggung pisang mas kirana yang dibibitnya dan ditanamnya, ia menyebut berbasis kemitraan. Sehingga, ada peluang hasil panen diambil perusahaan. “Kalau mas Kirana tanpa kemitraan, bingung mau jual kemana,” imbuhnya.

Wasis juga menjelaskan, penanaman antara pisang mas kirana dengan cavendis, sama. Hanya saja, ketika pasca panen memiliki perlakukan berbeda. Jenis pisang cavendish mirip dengan pisang ambon, di mana pasca panen harus memiliki perlakukan khusus.

Salah satunya, harus dicuci dengan bersih, pisang jenis cavendish banyak ditemukan di toko modern atau swalayan. Harga pisang cavendis dihargai Rp 4,5 ribu per kilogram, itu pun kondisi pisang masih mentah dan bewarna hijau.

“Untuk yang matangnya, dikelola perusahaan dengan teknis berbeda, kalau matang bisa mencapai Rp 12 ribu sampai 13 ribu per kilogram,” paparnya.

Berbeda dengan pisang mas kirana yang tidak memerlukan perlakuan khusus dan lebih simple, saat pasca panen. Hanya saja, hingga saat ini, Wasis mengaku belum pernah menjual hasil panen pisang mas kirana, karena masih dikonsumsi sendiri.

“Perkiraan dari hasil komunikasi dengan rekan-rekan kurang lebih satu kilogram dibeli oleh tengkulak Rp 4 ribu. Ya jauh sekali dengan cavendish,” sahutnya.

Meski pada harga, pangsa pasar dan bobot lebih unggul pisang jenis cavendish, pisang mas kirana juga memiliki keunggulan, yakni lebih tahan dengan penyakit. Lebih dari itu, kata dia, belum pernah ditemukan lagi keunggulannya.

Terkait pengadaan ratusan ribu bibit pisang di Disperta Jombang yang diperuntukkan di empat kecamatan di Kabupaten Jombang, Wasis mengatakan, masih terbilang cocok, walaupun di daerah Wonosalam.

Hanya saja, jika pisang mas kirana menjadi alternatif yang baik masyarakat, ia menyarankan masyarakat mengikuti sosialisasi dan mematuhi SOP atau prosedur perawatan. Agar hasil produksi pisang mas kirana sesuai yang diharapkan.

“Sebagai antisipasi hasilnya yang tak sesuai, maka masyarakat harus memperhatikan SOP. Kan katanya hasil panen akan diambil oleh kemitraan Disperta, maka harus mengikuti prosedur yang ditetapkan,” pungkasnya.

Iklan Bank Jombang 2024

TIMELINE BERITA

Berita Terkait