Penjual Tikar Pandan Bertahan Hidup Ditengah Wabah Corona Mendera Jombang

Sumadi, penjual tikar pandan di emperan salah satu toko Jalan A Yani, Jombang
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Wabah virus Corona member efek domino di setiap lini kehidupan, termasuk pergerakan ekonomi baik mikro maupun makro. Namun bagi Sumadi, wabah tersebut tak menjadi halangan untuk terus menggelar dagangan tikar pandannya di emperan salah satu toko Jalan A Yani atau depan Pasar Citra Niaga (PCN) Jombang.

Meski usianya sudah menapaki 60 tahun, dia tetap bertahan di antara tikar-tikar yang digulung dengan posisi berdiri. Rasa capek yang sekilas tampak di raut wajahnya tak dihiraukannya. Dia tetap duduk termangu menunggu konsumen ditengah terjangan dinginnya angin malam, dengan suasana lembab pasca diguyur hujan, plus di kala wabah Corona mendera.

Baca Juga

Sesekali, dia mengepulkan asap tembakau yang dilintingnya sendiri. Sayangnya, tak ada wedang kopi sebagai temannya ‘melekan’ menunggu pembeli.

“Harus dijalani, nggak boleh putus asa, apapun dan bagaimanapun kondisinya,” katanya kepada KabarJombang.com, Sabtu (4/4/2020) malam.

Lelaki tua yang hidup sebatang kara ini tidak memiliki keinginan muluk-muluk, lantaran dia tidak memiliki anak dan sudah ditinggal istri tercintanya untuk selamanya. Dia mengaku, hasil jualan tikarnya itu, hanya sekedar untuk bertahan hidup. “Kalau laku, ya hanya bisa buat makan saya sendiri,” ucapnya.

Ditengah Covid-19 sebagai pandemi global yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO), tampaknya juga berpengaruh pada pendapatannya. Tak jarang, dia merasakan tidak ada pembeli tikar dagagannya sama sekali, sejak Jombang didera virus Corona.

“Tikar pandan ini bukan buatan saya, tapi disetori orang dari Kabuh, Jombang. Akhir-akhir ini sepi pembeli, sejak virus itu ada di Jombang,” ungkap lelaki asal Kediri ini.

Sumadi mengaku sudah berjualan tikar pandan selama 3 tahun di lokasi tersebut. Dia jarang pulang ke Kediri lantaran tuna wisma alias tidak punya tempat tinggal.

“Jarang pulang ke Kediri. Saya tidur ya di sini. Kalau pulang ya ke rumah adik saya,” jawabnya.

Sepanjang berjualan di emperan toko Jalan A Yani, pengalaman pahit yang dia rasakan yakni saat ada razia Satpol PP. Dia mengaku harus kalang-kabut memindah barang dagangannya itu ke samping jembatan barat PCN, sekaligus mengungsi di sana.

“Ya kalau sudah selesai razia, kembali ke sini lagi,” pungkasnya.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait