Opini

27 Tahun Reformasi: PMII Jombang Desak Pemerintah Kawal Demokrasi dan Tegakkan Nilai Reformasi

JOMBANG, KabarJombang.com – Memperingati 27 tahun Reformasi, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jombang menggelar diskusi dan refleksi pada Rabu (21/5/2025) di tengah kondisi demokrasi yang mereka nilai mengalami kemunduran. Acara ini menjadi momentum penting untuk menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi bangsa, sekaligus menyampaikan pesan kritis terhadap pemerintah.

Wakil Ketua Bidang Eksternal PC PMII Jombang, Suhalif Hosaini, menegaskan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk penghormatan kepada para pejuang reformasi serta sarana menyuarakan keprihatinan atas kondisi demokrasi saat ini.

“Kami melihat adanya penurunan kualitas demokrasi. Kritik terhadap pemerintah kerap dibalas dengan kriminalisasi. Ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi mahasiswa dan pers yang menjadi garda depan demokrasi,” ujarnya saat diwawancarai pada, Kamis (22/5/2025).

Menurutnya, beberapa kasus menunjukkan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi semakin terancam. Ia mencontohkan kriminalisasi terhadap seorang mahasiswi jurusan seni serta teror terhadap insan pers yang mencoba menyuarakan kritik.

PMII Jombang juga menyoroti polemik RUU TNI yang dinilai membuka celah kembalinya militerisme dalam ruang-ruang sipil. “Kami mendesak agar TNI kembali ke barak, sesuai dengan semangat reformasi. Jangan sampai kekuasaan digunakan untuk menekan rakyat,” tambah Suhalif.

Dalam pandangan PMII, cita-cita reformasi yang mencakup pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, mereka menekankan pentingnya keberanian pemerintah dalam melawan praktik korupsi dan memastikan kebebasan sipil tetap terjaga.

Sementara itu, Ketua PC PMII Jombang, Asrorudin, menyebut 27 tahun reformasi sebagai momentum refleksi dan pengawalan cita-cita reformasi. Ia menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi dan memastikan pilar-pilar negara seperti eksekutif, legislatif, yudikatif, dan media berfungsi secara efektif.

“Kita harus menjaga kritisisme dan mengawal kebijakan publik, baik di pusat maupun daerah. PMII hari ini berkomitmen untuk menguatkan advokasi berkelanjutan dalam bentuk pengawalan kebijakan,” ungkap Asrorudin.

Asrorudin juga menyoroti pentingnya mengatasi polarisasi yang terjadi di berbagai level, baik dalam pemerintahan maupun masyarakat sipil. Ia menilai bahwa konsistensi gerakan mahasiswa dalam menjaga nilai-nilai reformasi adalah modal penting untuk terus optimis menatap masa depan bangsa.

Dengan semangat reformasi, PMII Jombang berharap pemerintah tidak menggunakan kekuasaan untuk membungkam kritik, tetapi sebaliknya, membuka ruang dialog dan partisipasi masyarakat dalam demokrasi yang sehat.

Leave a Comment
Share
Published by
Kevin Nizar