Membludak, Pasien DBD Terpaksa Dirawat di Lorong RSUD Jombang

Karena overload, pasien DBD terpaksa harus dirawat di lorong RSUD Kabupaten Jombang. (FOTO: ARI)
  • Whatsapp

JOMBANG, (kabarjombang.com) – Jumlah pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) di RSUD Jombang terus melonjak tajam. Bahkan, mereka harus rela menjalani perawatan di lorong-lorong rumah sakit. Praktis, para pasien harus rela kepanasan karena minimnya ventilasi udara. Selain itu, para penunggu pasien membawa kipas bambu untuk mengusir kegerahan akibat panas karena kekurangan fasilitas Air Conditioner (AC).

Salah satu pasien yang dirawat di lorong Pavilyun Seruni RSUD Jombang yakni Yulia (6) anak pasangan Sri Asih – Farid, warga Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Ia sudah menjalani perawatan di rumah sakit selama 8 hari, 3 hari di RS Moedjito, dan 5 hari di RSUD Jombang.

Baca Juga

“Sampai hari ini, kondisinya sudah lumayan, saya berharap anak saya cepat sembuh,” tutur Sri Asih, ditemui saat menunggui anak keempatnya. Ia pun tak kuasa meneteskan air matanya, Selasa (19/1/2016).

Kondisi serupa juga dialami Lilis (40), warga Kecamatan Ngoro, yang anaknya baru satu hari diletakkan di lorong Pavilyun Seruni. Setelah sebelumnya mendapatkan perawatan di ICU, kemudian dipindah ke HCU RSUD setempat. “Alhamdulillah, kondisinya sudah semakin membaik, kemudian dipindah kesini karena kamar penuh. Nggak apa-apa, yang penting dapat perawatan,” katanya sambil mengipasi anaknya yang masih mendapatkan infuse.

Direktur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran mengaku, pihaknya sudah menyediakan tambahan untuk pelayanan pasien DBD, baik fasilitas berupa bad atau tempat tidur, tenaga medis, serta stok obat-obatan.”Karena kita sudah memprediksi, musim penghujan seperti ini, pasien DBD bakal meningkat. Sehingga, meski pasien membludak, fasilitas tetap dan pengawasan perawatan juga terkendali,” jelasnya.

Namun demikian, dr Pudji mengaku belum mendapatkan laporan dari pihak Yanmed (Pelayanan Medis) terkait jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD. Dikatatakannya, Pavilyun Seruni RSUD Jombang berkapasitas 40 pasien, “Namun kita sudah menyiadakan tambahan tempat tidur. Untuk jumlahnya belum ada laporan, namun kemarin ada tambahan pasien sebanyak 15 orang,” ujarnya.

Seperti yang diketahui, dalam sepekan, dua penderita DBD kembali meninggal dunia, menyusul dua korban lain yang lebih dulu meninggal minggu lalu. Dalam dua pekan, jumlah kasus DBD di Jombang mencapai 96 kasus, dengan korban meninggal 4 orang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang, Heri Wibowo mengungkapkan, bahwa pada tahun ini jumlah kasus DBD mengalami peningkatan. “Memang jumlah kasus DBD di tahun 2016 ini meningkat dibanding tahun lalu pada bulan yang sama. Dengan korban meninggal sebanyak 4 orang,” ujar kepala Dinas Kesehatan Heri Wibowo, ditemui di kantor pemkab Jombang.

Heri mengungkapkan, pada tahun 2015 lalu, jumlah kasus DBD tercatat sebanyak 156 kasus pada bulan Januari. Sedangkan pada 2016 ini minggu kedua tercatat sebanyak 96 kasus. ”Kita harus mewaspadai hal ini, terlebih sekarang ada DBD jenis baru. Aedes Aboktikus yang hidupnya di perkebunan,” bebernya.

Dari jumlah itu, lanjut Heri, jumlah kasus atau daerah endemik DB terbanyak ada di enam kecamatan, diantaranya Kecamatan Diwek, Jogoroto, Sumobito, Mojoagung, Mojowarno dan Kecamatan Jombang. (ari)

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait