WONOSALAM, KabarJombang.com – Persoalan sampah lagi-lagi menjadi sorotan penting untuk segera diselesaikan hingga menemukan solusi yang tepat. Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah, kesadaran masyarakat nampaknya juga perlu dibangun agar tidak lagi sembarangan membuang sampah.
Bahkan, Sabtu pagi (12/4) mahasiswa bule angkat sampah yang menyangkut di Sungai Gogor yang terletak di desa Wonosalam, Kec. Wonosalam, Kab. Jombang.
Eva Devillers ( 24) Mahasiswa S2 program studi Globalisation and Development Maastricht University Netherlands mengambil sampah di sungai itu saat berlibur di Wonosalam.
Eva sengaja mengambil beberapa sampah yang ditemukan di sekitar sungai Gogor saat bermain air, sebab cukup prihatin dengan kondisi sungai Gogor yang masih jernih tapi banyak sampah yang di buang ke sungai oleh masyarakat.
1 keranjang sampah plastik dan sachet berhasil dikumpulkan oleh Eva selama lebih 1 jam di sungai. Kunjungannya ke Wonosalam kali ini adalah untuk mengetahui kondisi sungai Gogor yang menjadi salah satu hulu sungai Brantas.
Eva merupakan mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan magang di yayasan ECOTON (Ecological Observation and Wetland Conservation) selama 2 bulan. Saat ini, ia juga sedang melakukan penelitian yang berfokus pada polusi sampah plastik di Indonesia.
“Saya menyadari meski saya berhasil membersihkan sampah plastik, namun sampah semacam ini akan terus ada,” ungkap Eva Devillers.
Sampah plastik di sungai Gogor sangat disayangkan, sebab sungai tersebut masih jernih karena berada bagian hulu sungai.
“Saya berharap sungai bersih tanpa sampah. Masyarakat dapat mengelola sampah secara mendiri dari rumah dan bertanggung jawab terhadap sampah yang diproduksinya. Terlebih lagi masyarakat harus terus diberikan pendidikan dalam masalah pengelolaan sampah dari pihak DLH dan pemerintah lainnya,” harap Eva Devillers.
Jenis sampah yang berhasil ia temukan di sungai Gogor memiliki berbagai macam. Bukan hanya sampah plastik tetapi terdapat sampah-sampah jenis lainnya.
“Saya menemukan berbagai macam sampah tidak hanya sampah plastik sachet, tetapi ada sampah celana tekstil yang tidak terpakai, kantung kresek, bahkan pembalut juga dibuang ke sungai Gogor Wonosalam Jombang. Selain itu, saya menemukan bungkus permen yang seharusnya bukus tersebut bisa dimasukkan ke saku terlebih dahulu sampai menemukan tempat sampah.” jelas Eva Devillers.
Selain itu, Eva Devillers ketika mengunjungi sungai Gogor Wonosalam yang berdekatan dengan cafe Tanah Senja merasakan sensasi tersendiri.
”Saya merasakan bernostalgia, ketika kecil, saya bersama keluarga sering bermain ke sungai. Sungai pertama yang saya kunjungi berada di Prancis, ” jelas Eva Devillers.
Sejak kecil orangtuanya turut mengajarinya untuk mengambil sampah di sungai. Eva juga bercerita mengenai pendidikan pertama yang diperoleh dari orangtuanya terkait kedisiplinan dalam membuang sampah.
”Ibu pernah marah-marah saat berkendara mobil karena melihat orang yang membuang sampah ke sungai. Bahkan ibu memarahi orang tersebut, ” jelas Eva Devillers.
Amiruddin Muttaqin, Peneliti Ecoton mengatakan terkait penemuan sampah di sungai Gogor Wonosalam, dirinya berharap semua pihak bisa bekerjasama untuk menyelesaikan masalah sampah.
”Wisatawan yang datang ke Wonosalam itu ingin melihat hutan yang hijau, udara yang bersih dan sungai yang jernih. Maka jika lingkungan Wonosalam tidak dijaga dengan serta melibatkan semua pihak termasuk pemerintah desa dan masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah dan menjaga hutannya, akan membuat orang malas datang ke Wonosalam untuk berwisata alam”, ujar Amiruddin.
“Keberadaan TPS3R yang berada di desa Wonosalam sebenarnya bisa menjadi semangat untuk melakukan kegiatan pengelolaan sampah yang baik di kawasan wisata untuk dapat memfasilitasi pengelolaan sampah di seluruh desa Wonosalam, termasuk pengelola wisata yang ada. Sehingga dapat menekan polusi sampah plastik yang masuk ke sungai” tutup Amir.
Leave a Comment