Lingkungan Hidup

Desa Kedungrejo Megaluh Jombang Punya Solusi Kongkret Atasi Sampah Melalui Program Pengelolaan Sampah Mandiri

MEGALUH, KabarJombang.com – Setelah bertahun-tahun bergelut dengan persoalan sampah yang tak kunjung teratasi, Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, akhirnya menemukan jalan keluar. Lewat program pengelolaan sampah mandiri, desa tersebut sukses mengubah kondisi lingkungan, termasuk membersihkan sungai yang sebelumnya dipenuhi limbah.

Kepala Dusun Kedungrejo, Basuki, menuturkan bahwa warga sempat merasa putus asa karena persoalan sampah terus muncul dalam setiap musyawarah tanpa solusi nyata.

“Masalah sampah ini selalu muncul dalam rapat, tapi tidak pernah selesai. Akibatnya, banyak yang memilih membuang sampah ke sungai, padahal itu jelas salah,” ujar Basuki.

Sungai yang terletak di dekat aliran Kali Brantas dulu dipenuhi oleh sampah plastik, popok bekas, dan limbah rumah tangga lainnya.

Tuntutan masyarakat kemudian menjadi pemicu perubahan. Dimulai dari permintaan sederhana seperti penyediaan tempat sampah dan petugas angkut, muncullah ide untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih terstruktur.

Melalui berbagai musyawarah di tingkat RT dan RW pada akhir 2024, akhirnya disepakati program pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat.

“Saya datangi langsung tiap RT dalam pertemuan rutin, mensosialisasikan program ini. Alhamdulillah banyak yang mendukung, walau ada juga yang belum ikut,” jelas Basuki.

Program tersebut bersifat sukarela, ditujukan bagi warga yang tidak punya lahan pembuangan pribadi. Syaratnya jelas: tidak boleh membuang sampah ke sungai. Sementara warga yang memiliki pekarangan sendiri diperbolehkan mengelola sampah secara mandiri, meski hal ini diakui belum ideal.

Iuran ditetapkan Rp 20.000 per bulan untuk setiap tong sampah, bukan per rumah. Satu tong bisa digunakan oleh dua hingga empat rumah, namun biaya tetap sama.

Dana yang terkumpul digunakan untuk membiayai operasional, seperti retribusi, pengangkutan, gaji tiga petugas pengambil sampah, dan pembelian BBM. Warga pun sering memberi tip sebagai bentuk penghargaan.

“Kalau ada yang mengeluh soal iuran, pasti bukan peserta. Karena yang ikut, semuanya membayar lancar, bahkan banyak yang bayar lebih awal,” tegas Basuki.

Program ini mendapat perhatian dari Dinas Lingkungan Hidup Jombang. Basuki juga menepis tudingan pungli karena inisiatif ini lahir dari kesepakatan warga sendiri.

Awalnya hanya ada sekitar 60 tong sampah dari 11 RT yang ikut serta. Namun, seiring waktu, jumlah peserta terus bertambah, bahkan warga dari Dusun Bungkil ikut bergabung. Kini, tercatat ada 110 tong sampah yang dikelola dan sekitar 120 kepala keluarga merasakan manfaatnya.

Hasilnya pun nyata. Sungai Kedungrejo kini bersih dari sampah dan ekosistemnya pulih. Warga sudah kembali memancing ikan tanpa harus menemukan sampah seperti dulu.

“Sekarang mancing ya dapat ikan, bukan sampah lagi,” ujarnya.

Sampah yang terkumpul kemudian diangkut ke TPA Ploso yang letaknya lebih dekat.

Ke depan, pemerintah desa berharap bisa mengembangkan program ini lebih jauh, termasuk memanfaatkan dana dari pemerintah kabupaten melalui anggaran RT/RW.

“Kami tidak ingin terus menerus bergantung pada iuran warga. Pengelolaan sampah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama,” tutupnya.

Leave a Comment
Share
Published by
MG-1