Ekonomi

Musim Kemarau, Pengrajin Layang-layang di Sumobito Jombang Raup Untung

SUMOBITO, KabarJombang.com – Musim kemarau, kegiatan permainan layang-layang menjadi tren di tengah masyarakat.

Permainan tradisional ini banyak disukai mulai dari anak-anak hingga orang dewasa mengisi waktu luang selama di rumah dengan bermain layang-layang.

Semakin banyak diminati masyarakat, usaha membuat layang-layang memberikan peluang tersendiri bagi pengrajin. Kini, banyak inovasi layang-layang baru dengan beragam bentuk dan keunggulan yang semakin menarik minat masyarakat. Tidak heran, dengan adanya tren ini banyak keuntungan yang bisa didapatkan oleh para pengrajin layang-layang.

Seperti warga di Dusun Kedungwesi, Desa Talunkidul, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, membuat berbagai bentuk layang-layang. Mulai hantu, super hero hingga binatang.

Salah satu pengrajin layang-layang, Ria  merasakan dampak keuntungan dengan adanya tren layang-layang yang digemari masyarakat selama pandemi.

Sebagai bisnis musiman, Ria membuat berbagai jenis layang-layang sebagai pilihan calon pembeli. Setiap tahunnya, tren layangan ini akan berlangsung hingga bulan Oktober sebagai puncaknya.

Bahkan selama pandemi, menurut Ria  permintaan pesanan layang-layang yang semakin meningkat di masyarakat.

“Agar menarik aja, dan memang kita milih gambar yang tidak biasa yang kadang tidak ditemukan ditempat orang jualan lain,” kata salah seorang penjual layang-layang, Ria kepada KabarJombang.com, Sabtu (25/9/2021).

Beragam jenis layangan dan ukuran disediakan di tempat jualan layangan tersebut, selain memesan pada agen, juga terdapat layangan yang hasil karya kakak dan teman Ria karena kegemaran untuk membuat karya seni.

“Ada gapangan, layangan kain, print, layangan hias, bermacam ukuran. Ada yang kita ambil dari agen, ada juga yang bikin sendiri Kakak dan teman-temannya yang layangan hias tema burung hantu (celepuk) ini,” jelasnya.

Mengenai harganya pun beragam sesuai dengan tema, jenis, serta ukuran layangan yang diminati mulai harga Rp 25 ribu hingga Rp 180 ribu.

“Harganya macam-macam, kalau layangan kain kecil Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu, layanga celepuk Rp 60 ribu, dan yang paling gede bisa Rp 125 ribu sampai Rp 180 ribu,” tutur Ria.

Tempat berjualan layangan Ria setiap hari buka mulai pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB dengan puluhan layangan yang berjejer siap memanjakan penggemar layangan yang melintasi.

“Buka layangan disini, sama ada di Mojoagung. Ya Alhamdulillah ada aja yang beli apalagi sekarang musim angin dan pembelinya juga darimana-mana,” tutur Ria memungkasi.

Leave a Comment
Share
Published by
Diana Kusuma