Foto : Peternakan sapi milik Mujib yang berlokasi di Desa Karanglo Mojowarno. (Wahyu/KabarJombang).
MOJOWARNO, KabarJombang.com – Menjelang Hari Raya Idul Adha, penjualan hewan kurban di pasaran terpantau masih sepi. Penyebabnya, selain kurangnya daya beli masyarakat, banyaknya penjualan lewat situs online, menjadi penyebab penjualan sapi secara offline atau secara langsung mengalami penurunan.
Mujib salah satu peternak sapi di Dusun Serapah Desa Karanglo Kecamatan Mojowarno, turut merasakan atas sepinya penjualan sapi tahun ini.
“Sekarang banyak pembeli-pembeli yang lebih memilih membeli sapi secara online. Padahal banyak sapi yang diposting terlihat besar, namun ketika dikirim sapinya tidak sesuai dengan gambar alias kecil,” jelasnya.
Ia juga mencoba membeli sapi secara online untuk membuktikan bahwa pembelian sapi secara online tidak selamanya sesuai dengan gambar atau sapi yang diposting oleh pedagang tersebut.
“Saya sudah mencoba membeli sapi secara online sebanyak 4 kali, namun saya mengalami kerugian akibat ukuran yang tidak sesuai dengan gambar. Salah satunya saya mencoba membeli online di peternak Peterongan Jombang, kemudian ketika sudah saya bayar sapinya tidak sesuai dan saya minta ganti rugi, namun pihak sana tidak mau. Akhirnya sapi tersebut saya jual ke Pasar, namun saya mendapatkan kerugian sebesar Rp 1.500.000 karena kondisi sapi yang tidak bagus atau kecil,” jelas Mujib.
Ada sebagian pelanggan Mujib tahun lalu memesan langsung di peternakan sapi miliknya, kini sudah tidak memesan lagi di peternakan sapinya. Hal itu diperkirakan oleh Mujib karena adanya faktor jual beli sapi secara online dan banyaknya peternak-peternak sapi saat ini.
“Saat ini kebanyakan yang memesan atau membeli sapi disini adalah pembeli baru, bukan pembeli tahun kemarin. Alasannya karena banyaknya pembeli yang lebih memilih lewat online tanpa survei, padahal belum tentu kualitas sesuai dengan gambarnya,”ucapnya.
Alasan Mujib enggan menjual secara online karena keterbatasan kemampuan menggunakan aplikasi teknologi, ia juga lebih menyarankan pembeli untuk datang survei secara langsung di peternakan miliknya.
“Kenapa saya tidak menjual secara online karena saya memiliki keterbatasan dalam menggunakan aplikasi teknologi. Selain itu, saya tetap menjaga kepercayaan pembeli dengan cara bisa melihat langsung di lokasi mengenai kondisi sapi, jenis sapi, dan bisa menanyakan terkait apapun yang berhubungan dengan hewan sapi. Sehingga, pembeli tidak merasa rugi ketika membeli tidak sesuai dengan kondisi yang diharapkannya,”ucapnya.
Terdapat kenaikan harga sapi ketimbang harga tahun kemarin. Selisih kenaikan harga sapi dengan tahun kemarin adalah Rp 1.000.000.
“Memang tahun ini harga sapi mengalami kenaikan dari pada tahun kemarin. Kenaikan hanya selisih Rp 1.000.000. Jadi semisal harga sapi tahun kemarin Rp 21.000.000, tahun ini seharga Rp 22.000.000,”ujar Mujib.
Mujib memaparkan jumlah sapi yang sampai saat ini sudah terjual hanya 33 ekor sapi, berbeda dengan tahun kemarin mencapai 60 ekor sapi. Bahkan sebelum adanya wabah PMK penjualannya lebih naik signifikan.
“Saat ini masih terjual 33 ekor, sedangkan tahun kemarin terjual 60 ekor sapi. Sangat berbeda sebelum adanya wabah PMK, sapi milik saya bisa terjual sampai 116 ekor,”paparnya.
Sementara itu, ia belum bisa memperkirakan apakah penjualan bisa sampai menyentuh angka penjualan tahun kemarin. Hal itu terlihat ketika H-1 Minggu nanti, namun ia mengira tidak akan bisa menjual sampai 60 ekor atau lebih dari itu.
“Penjualan sapi meningkatkan atau tidaknya dilihat nanti ketika H-1 Idul Adha. Namun sampai saat ini belum juga mengalami kenaikan pembeli, sedangkan sangat sulit ketika H-1 Minggu bisa menjual lebih dari 60 ekor sapi, syukur-syukur bisa terjual sampai 50 ekor sapi,”ungkap Mujib.
Mujib menyebut Jenis sapi paling sering dibeli untuk keperluan hewan kurban adalah jenis sapi limousin dan sapi simmental. Alasannya karena jenis sapi tersebut memiliki daging yang lebih padat ketimbang jenis lainnya.
“Jenis sapi paling sering diburu para pembeli hewan kurban adalah limousin dan simmental. Alasannya karena daging sapi limousin lebih padat. Harga sapi limousin bervariasi, tergantung ukuran dah kemampuan si pembeli. Sapi limousin kalau disini rata-rata Rp 25.000.000,”ujarnya.
Jumlah sapi yang dimilikinya kurang lebih 250 ekor. Tiap hari Mujib menghabiskan dana sebanyak Rp 1.200.00 sampai Rp 2.000.000 untuk keperluan makanan sapinya.
Pemesanan sapi untuk keperluan hewan kurban biasanya sudah dilakukan selepas hari Raya idul Fitri. Pemesanan bisa diawali dengan memberikan uang down payment (DP), kemudian dapat dilunasi ketika akan melakukan pengiriman.
Mujib juga akan melakukan pengiriman pesanan sapi paling lambat H-1 Idul Adha, dengan tidak ada tambahan biaya ongkos kirim.
“Kami paling lama melakukan pengiriman H-1 Idul Adha, di seluruh pulau Jawa dan tidak akan memberikan tambahan ongkos kirim,” tutupnya.
Leave a Comment