Ekonomi

Fenomena Udara Bediding Jadi Tantangan Tersendiri Bagi Pembudidaya Ikan Koi di Jombang

JOMBANG, KabarJombang.com – Ketika perubahan musim dari musim hujan kemarau, di masyarakat terkenal dengan istilah Bediding Fenomena bediding dalam konteks klimatologi merupakan hal normal. Ketika malam dan pagi hari udara terasa lebih dingin, namun pada siang hari udara akan terasa lebih panas.

Fenomena udara dingin atau bediding pada awal musim kemarau menjadi tantangan tersendiri bagi beberapa pelaku budidaya hewan di Jombang. Salah satunya adalah budidaya ikan koi.

Nur Faridah (53) salah satu pembudidaya ikan koi asal Desa Jati Duwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, menjelaskan pengaruh cuaca memang sangat berpengaruh bagi ikan koi, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pembudidayaan ikan koi.

“Kalau musim-musim dingin atau udara dingin istilahnya orang Jawa menyebutnya “bediding”, biasanya sangat berdampak sekali terhadap kondisi perkembangan ikan koi, bahkan ikan koi rawan sekali mati,” jelasnya.

Ia menjelaskan fenomena ini biasanya sering terjadi di bulan-bulan Juni, maupun bulan Juli. Selama bulan Juni, budidaya ikan koi miliknya belum terdampak fenomena “bediding”.

“Biasanya udara dingin atau “bediding” terjadi pada bulan Juni seperti ini. Namun, alhamdulilah ikan koi milik saya belum terdampak sama sekali,” ucap Nur Faridah.

Upaya pencegahan ketika memasuki udara dingin di awal musim kemarau yang dilakukan oleh Nur Faridah beserta suaminya, dengan rajin melakukan pembersihan air agar pH air tetap terjaga.

“Upaya yang dilakukan, biasanya sirkulasi air atau sirkulasi udara (filter), dan aerator menyala selama 24 jam dan diatur atau disesuaikan dengan suhu. Sementara, chamber kolam turut memberikan pengaruh agar air kolam terus mengalami proses penyaringan sebelum air kembali lagi ke kolam. Air kolam harus sering-sering dibersihkan agar suhu air tetap terjaga,” paparnya.

Bukan hanya suhu udara atau musim tertentu yang menjadi tantangan tersendiri bagi pembudidaya ikan koi, kutu pada ikan koi turut menjadi problem bagi pembudidaya ikan koi. Solus yang dilakukan dengan memberikan obat khusus agar ikan terhindar dari kutu.

“Bukan hanya persoalan dampak musim atau cuaca saja, namun kutu ikan menjadi persoalan yang harus diperhatikan oleh pembudidaya ikan. Biasanya pencegahan diberikan obat khusus agar ikan terhindar dari kutu atau cacing parasit dengan cara dicampur ke dalam makanannya, kemudian makanan tersebut dijemur lalu dikasihnya ke ikan koi,” jelasnya.

Sementara itu, usaha budidaya ikan koi yang didirikan sejak tahun 2022. Sudan mampu menembus pemasaran sampai luar provinsi yakni Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Harga yang dijual tergantung jenis dan ukuran ikan koi. Semakin besar ukuran ikan koi semakin mahal harganya.

“Pemasaran paling jauh yang pernah saya lakukan sampai ke daerah Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pemasaran kita lakukan secara online. Jadi kami memanfaatkan perkembangan teknologi dengan cara memposting setiap ikan koi yang kami punya. Pemasaran ikan koi juga kebanyakan di wilayah Jawa Timur, seperti Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Malang, Surabaya. Harganya sangat variatif mulai dari yang paling murah Rp5.000 hingga Rp1.000.000 sampai Rp2.000.000 lebih,” pungkasnya.

Leave a Comment
Share
Published by
MG-1