Foto : Roy Sevo pemuda asal Ngoro Jombang berhasil membudidayakan hewan gecko. Diawali dari hobinya memelihara gecko. (Wahyu/KabarJombang).
NGORO, KabarJombang.com – Pemuda asal Dusun Ngepeh, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Jombang, Roy Sevo (22) berhasil mengembangbiakkan hewan gecko hingga ratusan ekor.
Roy Sevo mengembangkan hobinya merawat hewan gecko menjadi salah satu sumber ladang rejekinya sejak 2023. Awalnya, ia membeli indukan gecko untuk dikembangbiakkan dengan mencari informasi cara perawatan hingga cara mengembangbiakkan hewan sejenis tokek itu.
Berbeda dengan tokek pada umumnya, hewan gecko tergolong ke dalam jenis tokek yang mempunyai warna kulit beragam. Bentuknya yang lucu dan karakternya jinak membuat tokek asal Pakistan ini digandrungi pecinta reptil tanah air.
“Awalnya saya hobi memelihara hewan gecko, kemudian saya iseng-iseng membeli indukannya satu pasang Rp 500.000. lalu saya mencari referensi agar bisa mengembangbiakkan hewan gecko ini,” tuturnya.
Menurutnya, satu indukan hewan gecko yang ia pelihara mampu bertelur sebanyak 10 telur. Jangka waktu menetas mulai dari 40 hari bisa lebih. Hal itu diperlukan perawatan dan perhatian penuh terhadap kondisi telur gecko.
“Jangka waktu gecko bertelur kurang lebih 3 mingguan. sedangkan, jangka waktu menetas minimal 40 hari hingga 60 hari. Telur gecko harus diberikan perlit yang dibasahi untuk alas telur agar kondisi tetap lembab, kemudian diberikan jaring-jaring sebagai tempat telur. Telur gecko sangat perlu dicatat setiap harinya terkait jumlah hari atau tanggal telur tersebut, agar bisa mengetahui kapan waktunya menetas. Kemudian perlu didata mulai dari nama indukan, jenis gecko, tanggal menetas, dan kelas gecko” ucapnya.
Roy Sevo berhasil memasarkan hasil budidaya hewan gecko milikinya hingga ke luar daerah seperti Jawa Tengah hingga Jawa Barat. Ia pernah menjual hasil ternaknya dengan harga Rp 2.100.000 per hewan.
Bukan hanya menjual hewan gecko dengan usia dewasa, Roy Sevo turut menjual gecko ketika masih dalam kondisi baby. Kaeena kebanyakan para pembeli lebih minat membeli hewan gecko ketika masih berusia baby.
“Harga gecko ketika masih baby kurang lebih Rp 70.000 sampai Rp 120.000 tergantung jenisnya. Sedangkan gecko yang sudah berukuran besar kurang lebih Rp150.000 sampai Rp500.000. Saya pernah menjual dengan harga paling mahal satu ekor gecko jenis black night seharga kurang lebih Rp2.100.000 hasil dari peternakan saya sendiri,” ungkapnya.
Selian itu, ia memaparkan permasalahan atau kendala ketika merawat gecko. Mulai dari faktor cuaca hingga kondisi kesehatan fisik gecko. Faktor cuaca menurutnya perlu diperhatikan khususnya tempat gecko tidak boleh terlalu panas dan tidak boleh terlalu dingin.
“Faktor cuaca memang sangat memengaruhi. Ketika kondisi panas gecko bisa dehidrasi dan ketika kondisi terlalu dingin gecko bisa saja setres. Solusinya harus rajin-rajin mengganti alas tempat tinggal gecko agar tetap terjaga. Sementara kesehatan fisik yang sering menjadi permasalah peternak gecko adalah metabolic bone disease (MBD), penyakit kripto, dan penyakit katarak. Solusi ketika gecko sedang terkena penyakit harus segara diberikan obat biovico, sementara apabila terkena MBD dari kondisi kecil harus sering-sering diberikan kalsium,” paparnya.
Saat ini ia baru berhasil menjual 4 hewan gecko. Sementara tahun 2024 Roy Sevo berhasil menjual lebih dari 100 gecko. Ia meyakini pembeli akan terus bertambah, sebab pecinta hewan reptil di Indonesia masih sangat banyak dan memiliki antusiasme yang tinggi terhadap hewan gecko.
“Tahun lalu bisa terjual 120 ekor sampai 200 ekor. Sementara selama bulan ini masih terjual 4 ekor,” ujarnya.
Biaya perawatan gecko tergolong murah. Agar gecko selalu sehat, pemelihara cukup memberikan makan 3 kali sehari dan memberikan air minum.
“Perawatannya cukup murah karena sehari gecko diberikan makan 3 kali menggunakan jangkrik. Tempat geckopun cukup simpel asal kondisi tempat diberikan lubang udara dan diberikan alas saja,” pungkasnya.
Leave a Comment