Di Tengah Pandemi, Warga Karobelah Jombang Buka Wisata Baru

Wisata Air Banyu Bening Karobelah Mojoagung Jombang
Hadi (35) Ketua Pengelola Wisata Banyu Bening, Desa Karobelah, Kecamatan Mojoagung, Jombang, ketika di kawasan wisata.
  • Whatsapp

MOJOAGUNG, KabarJombang.com – Meski pandemi Covid-19 belum sirna di muka bumi, warga Dusun Karobelah 2, Desa karobelah, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten, tetap membuka Wisata Desa di bantaran sungai anak sungai Brantas. Namanya, Banyu Bening.

Ketua pengelolaan wisata Banyu Bening, Hadi (35) mengatakan, dibukanya wisata ini bertujuan pelestarian lingkungan sungai. Selain itu, untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar. Di sini, terdapat 3 jenis wisata, yakni wisata perahu, wisata perahu bebek, dan flying fox.

Baca Juga

“Wisata ini dibuka, agar masyarakat lebih menjaga lingkungan sungai. Setidaknya, air sungai akan selalu terpantau bersih dan bebas sampah,” tutur Hadi.

Dikatakannya, wisata desa Banyu Bening yang dibuka tanggal 12 Juli 2020 kemarin, sebenarnya belum seratus persen dibuka. Pasalnya, masih dalam suasana pandemi Corona. Namun, warga sekitar mendorong agar wisata ini segera dibuka. Alasannya, warga ingin menikmati suasana baru lantaran bosan “berada di rumah saja”.

Hadi menandaskan, pengunjung wisata ini didominasi warga sekitar. Selain itu, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti wajib memakai masker. Di lokasi, lanjut dia, sudah disediakan sarana cuci tangan.

“Kalau masuk wisata ini harus bermasker. Jika tidak bermasker, tidak diizinkan masuk. Kami tetap patuh protocol kesahatan untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19. Dominan warga desa sini yang datang. Biasanya ramai setelah aktivitas CFD (car free day),” kelas Hadi.

Begitu juga dikatakan Wawan (45) wakil pengelola wisata desa Banyu Bening, yang menyatakan wisata ini masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut. “Ini kita masih terus berupaya menambah spot foto dan fasilitas tempat wisata,” ungkap Wawan.

Dijelaskan Wawan, wisata banyu bening merupakan wisata menaiki perahu kayu dengan melintasi anak sungai Brantas. Setiap harinya, wisata ini beroperasi mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB, dengan biaya masuk Rp 2 ribu.

Untuk biaya naik perahu sebesar Rp 4 ribu per orang. Sedangkan untuk satu rombangan, tarif perahu sebesar Rp 30 ribu.

Wawan juga mengaku, wisata ini sudah mengantongi izin beroperasi dari berbagai pihak. “Iya, wisata ini sudah mendapat izin dari pak lurah, Camat, Polsek, serta pihak pengairan sungai,” pungkasnya.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait