Deretan Wong Jombang yang Pernah “Menggengam” Indonesia

Ilustrasi
  • Whatsapp

KABARJOMBANG.COM – Kabupaten Jombang, Jawa Timur. bisa dikatakan menjadi kota penyumbang lahirnya sejumlah tokoh di Indonesia. Tak sedikit, tokoh yang muncul dari sudut kecil kabupaten di Jawa Timur ini. Bahkan, sejumlah orang yang kontroversial juga tercatat sebagai Wong Jombang yang pernah menggemparkan Indonesia.

Seperti watak dalam kehidupan, beberapa tokoh yang lahir di Jombang, lengkap. Seperti tokoh politik, tokoh agama, seniman, hingga budayawan. Bahkan, lahirnya dukun terkontroversi hingga pelaku kriminal, juga sempat menggemparkan sejagat Asia Tenggara hingga menghiasi televisi nasional.

Baca Juga

Deretan nama-nama ini, dianggap pernah menggenggam Indonesia sesuai bidang dan keahlihannya.

1. KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

Pada deretan pertama, ada tokoh politik sekaligus Presiden Republik Indonesia ke-4, yakni KH Abdurrahman Wahid. Pria yang akrab disapa Gus Dur ini, melahirkan sejumlah pengikut yang kini menamakan dirinya sebagai Gus-Durian.

Gus Dur, pernah menggengam Indonesia, setelah menjabat sebagai Presidek Republik Indonesia yang keempat. Pria berkacatama yang memiliki kontorversi dalam setiap kali perkataannya, menjadi kecintaan sendiri bagi Warga Jombang. Tak ayal, kini makam kyai yang lahir di Desa Denanyar, Kecamatan Jombang, tahun 1940 ini, menjadi jujukan peziarah Walisongo.

2. Nurcholish Madjid atau Cak Nur

Tak kalah dengan Gus Dur, Nurcholish Madjid merupakan Wong Jombang yang lahir di Desa Mojotengah, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Menjadi tokoh kontroversi karena memiliki ide dan gagasan tentang Sekularisasi dan Pliralisme.

Idenya, tidak sepenuhnya diterima dengan baik di kalangan masyarakat Islam Indonesia, menjadi dirinya lebih dikenal seantero Nusantara. Terutama di kalangan masyarakat Islam yang menganut paham tekstualis literalis (tradisional dan konservatif) pada sumber ajaran Islam. Mereka menganggap, bahwa paham Cak Nur dan Paramadina-nya, telah menyimpang dari teks-teks Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Gagasan Cak Nur yang paling kontroversial, ialah saat dia mengungkapkan gagasan “Islam Yes, Partai Islam No?” yang ditanggapi dengan polemik berkepanjangan sejak dicetuskan tahun 1960-an. Sementara dalam waktu yang bersamaan, sebagian masyarakat Islam sedang gandrung untuk berjuang mendirikan kembali partai-partai yang berlabelkan Islam.

Konsistensi gagasan ini, tidak pernah berubah, ketika setelah terjadi reformasi dan terbukanya kran untuk membentuk partai yang berlabelkan agama.

Pria yang akrab disapa Cak Nur ini, meninggal dunia pada 29 Agustus 2005, akibat penyakit sirosis hati yang dideritanya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata. Meskipun merupakan warga sipil, karena dianggap telah banyak berjasa kepada negara, sebagai penerima Bintang Mahaputra.

3. Wardah Hafidz

Deretan berikutnya, terdapat Wardah Hafidz. Wardah, merupakan deretan tokoh kontroversi yang dilahirkan di Jombang. Wardah lahir dari keluarga santri yang kental di Jombang. Ia mulai dikenal sebagai pembela kaum miskin di Ibukota Jakarta, dengan memiliki ide yang nyentrik dan berbeda dengan aktivis lainnya.

Bahkan, menurut Gus Dur yang ditulis di Koran Tempo edisi 23 Desember 2002, Wardah merupakan sosok pembela rakyat miskin. Gus Dur menyebut, Wardah merupakan aktivis yang pro rakyat miskin dengan pernah membela tukang becak di Jakarta, hingga menimbulkan kegaduhan di tingkat elite yang pernah membuat para preman mendatangi kegiatannya di Jakarta.

4. Emha Ainun Najib atau Cak Nun

Bergeser pada Wong Jombang yang lahir sebagai Budayawan. Di bidang ini, ada nama Emha Ainun Najib yang familiar disapa Cak Nun. Pria yang dilahirkan di Desa Menturo, Kecamatan Sumobito, Jombang ini, kini banyak digandrungi semua kalangan, karena gaya dakwaahnya yang dianggap nyentrik dan berbeda dengan para pemuka agama lainya.

Cak Nun, merupakan salah satu tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung nafas Islami. Ia dianggap berpengaruh dibalik tergulingnya Presiden RI ke-2, Soeharto, setelah dirinya diundang ke Istana Merdeka untuk diminta nasihatnya, yang kemudian kalimatnya diadopsi oleh Soeharto berbunyi “Ora dadi presiden ora patheken”.

Selain sebagai seniman dan budayawan, Cak Nun juga dikenal sebagai penyair, dan pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya. Tak ayal, ratusan karya bukunya banjir di pasaran, dan membuat para pengikutnya yang dinamakan dengan Jamaah Maiyah, mulai tersebar di seluruh penjuru Indonesia.

5. Gombloh

Berjayanya Gombloh di dunia tarik suara, membuat pria yang memiliki nama asli Soedjarwoto Soemarsono, mencatutkan namanya sebagai seniman lagu Balada yang lahir di Kabupaten Jombang. Gombloh, sempat bersanding dengan musisi dan pencipta lagu Balada, seperti Iwan Fals, Ebit G Ade, hingga Franky Sahilatua.

Meski sempat menghiasi deretan musik tahun 80 an, Gombloh, akhirnya meninggalkan karyanya karena meninggal dunia usai divonis penyakit paru – paru.

6. Abu Bakar Ba’asyir

Deretan paling kontroversial orang yang lahir di Kabupaten Jombang, juga dialami Abu Bakar Ba’asyir. Pada 3 Maret 2005, Ba’asyir dinyatakan bersalah atas konspirasi serangan bom tahun 2002, tetapi tidak bersalah. Atas tuduhan terkait dengan bom 2003, dia divonis 2,6 tahun penjara.

Kemudian, pada 17 Agustus 2005, masa tahanan Ba’asyir dikurangi 4 bulan dan 15 hari. Hal ini merupakan suatu tradisi pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Ia dibebaskan pada 14 Juni 2006.

Sementara pada 9 Agustus 2010, Abu Bakar Ba’asyir kembali menjadi sorotan dan hampir setiap hari menjadi perbicangan di Nusantara. Ini, setelah pria yang dianggap sebagai pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ditahan oleh Kepolisian RI di Banjar Patroman atas tuduhan membidani satu cabang Al-Qaida di Aceh.

Pada 16 Juni 2011, Ba’asyir dijatuhi hukuman penjara 15 tahun oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, setelah dinyatakan terlibat dalam pendanaan latihan teroris di Aceh dan mendukung terorisme di Indonesia.

7. Ponari

Tak kalah kontroversialnya, di dunia mistik, Kabupaten Jombang juga pernah menjadi sorotan setelah munculnya nama Ponari, dukun cilik asal Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur.

Ponari, mulai dikenal se-jagad, setelah batu yang didapatnya saat hujan petir, dianggap memiliki kekuatan magis yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan, satu desa tempatnya tinggal, kecipratan berkah dengan banyaknya warga yang ingin berobat ke sang dukun cilik.

Celupan batunya yang dinggap memilik magis supranatural dalam kesehatan, membuat ribuan warga, hampir setiap hari, memenuhi rumahnya untuk mendapatkan pengobatan. Berbagai kontroversi mulai muncul, ketika banyak yang mempermasalahkan kesaktian batunya di dunia medis.

Meski begitu, rumah Ponari yang dulu hanya bertembok bambu, berubah menjadi rumah megah yang mirip di perkotaan. Pundi-pundi materi hasil pengobatan yang dibukanya, dikabarkan sudah menjadi beberapa bidang sawah hingga tabungan. Namun sayang, banyaknya cibiran membuat Ponari memutuskan untuk berhenti sekolah di tingkat Sekolah Dasar.

8. Ryan Jombang

Dalam dunia kriminal, Jombang juga memiliki seseorang yang kontroversial. Dia adalah Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang. Ryan salah satu pembunuh fenomenal di Indonesia. Selain korbannya yang cukup banyak yakni 11 orang, Ryan juga tega memutilasi korban terakhirnya, Heri Santoso, yang dibuang di Kebagusan, Jakarta Selatan.

Ryan membunuh Heri di Margonda Garden Residence, kamar 309, Jalan Margonda Raya, Depok pada 2008. Ryan tega membunuh Heri karena cemburu. Polisi kemudian membawa Ryan ke rumahnya di Jombang. Terungkap, ada mayat Aril yang ditanam di belakang rumah.

Polisi curiga korban Ryan tidak cuma Heri dan Aril. Ryan terus diperiksa intensif. Hingga akhirnya diketahui ada 10 jasad korban pembunuhan Ryan yang ditanamnya di belakang rumahnya. Ditambah Heri Santoso, total Ryan menghabisi 11 orang. Ryan akhirnya dihukum mati di segala tingkatan. Namun hingga hari ini, Ryan masih menghirup udara di balik penjara. (aan/kj)

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait