Awas Bahaya, Dua Desa di Jombang Dikepung Limbah Beracun

Limbah yang diketahui beracun dengan dikantongi sak berwarna putih itu terlihat digunakan sebagai tanggul di pinggir sungai. (FOTO: AAN)
  • Whatsapp

KABARJOMBANG.COM – Ratusan sak berisi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), tampak di beberapa titik di Desa di Kecamatan Sumobito dan Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang.

Pantauan di lokasi menyebutkan, limbah B3 dengan dikantongi sak berwarna putih, tampak terlihat di lokasi yang berbeda, Sabtu (17/12/2016). Seperti di Desa Segodorejo Kecamatan Sumobito. Di lokasi ini, limbah yang diketahui beracun itu terlihat digunakan sebagai tanggul di pinggir sungai. Dengan ukuran panjang hampir 20 meter, tumpukan sak berisi limbah B3 itu terlihat di lokasi yang berada di tengah sawah tersebut.

Baca Juga

Menurut Ngatiman (65) salah satu petani yang berada di lokasi, bahwa kondisi tersebut sudah terjadi sejak dua minggu silam. Selain itu, jika tercampur dengan air, bau menyengat muncul dari limbah tersebut. “Baunya sangat tidak enak jika terkena air. Kita mau muntah jika menciumnya,” ujar Ngatiman.

Namun, dia mengaku tidak tahu pasti siapa yang membuat tanggul sungai dari limbah B3 tersebut. “Tidak tahu siapa yang membuat tanggul itu. Namun, itu sudah dibuat beberapa minggu lalu,” terangnya.

Di lokasi berbeda, juga terlihat sedikitnya 5 titik yang terdapat limbah berbahaya. Tepatnya di Desa Nglele Kecamatan Sumobito. Di lokasi ini, tertumpuk beberapa sak limbah B3 yang digunakan sebagai jalan di tengah sawah. Ukurannya pun cukup panjang, hampir mencapai 10 kilometer.

Berbeda di lokasi yang berada di Desa Madiopuro Kecamatan Kesamben. Di lokasi ini, limbah B3 yang dikantongi dengan sak, terlihat digunakan sebagai pondasi warung. Tak tanggung-tanggung, dengan kedalam hampir 5 meter, pondasi warung itu diisi dengan tumpukan sak berisi limbah aluminium yang memiliki kandungan B3.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jombang, Yuli Inayah saat dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan, bahwa BLH sudah membuat kajian tentang adanya dampak lingkungan. Namun, ia enggan menjelaskan lebih lanjut terkait fenomena ini.

“Saya lebih senang menjelaskan secara langsung. Jadi, hari Senin besok saja,” katanya saat dihubungi via ponselnya, Sabtu (17/12/2016). (aan)

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait